19 September 2010

Reportase perburuan mujair dan menikmati sisi lain warung mewah (mepet sawah)

Pagi itu saya masih susah sekali untuk membuka mata, jam masih menunjuk pada angka 5. Teman saya pakdhe murawi sudah mengirim sebuah pesan singkat ke ponsel saya :
"Ayo melu mancing saiki le" (Ayo ikut mancing sekarang)
Segera saya lari ke kamar mandi, cuci muka dan gosok gigi. Tanpa mengganjal perut dengan secuil makanan, saya langsung menuju ke rumah pakdhe murawi. Pakdhe murawi, pakdhe pailah, dan pakdhe manto sudah menunggu saya dari tadi. Mereka sudah siap dengan gear mereka masing-masing yang tidak lain adalah pancing.

Tanpa menunggu lama kami berangkat menuju sasaran pertama yaitu berburu umpan di rumah mas eko (mas kawat) di desa trangkil. Dengan 2 cangkul besar milik mas eko, crew pemancing langsung menghajar "jogangan" yang berada di samping rumahnya. Perburuan umpan dimulai, satu buah "beruk" kecil disiapkan. Satu per satu cacing tanah dimasukkan ke dalam "beruk" sampai penuh. Terlihat berbagai macam expresi cacing-cacing tanah itu, mereka meringis, menggeliat, menangis dan pastinya mereka sangat tersiksa oleh ulah kami.










Puas dengan satu buah "beruk" yang penuh dengan umpan, kami langsung menuju sasaran utama yaitu kawasan tambak bandeng di desa Margotuhu, sebelah selatan Tayu. Sebuah jalan sempit, di sisi kanan dan kiri terdapat tambak yang kira-kira mempunyai kedalaman 3-4 meter harus kami lewati dengan hati-hati. Sebentar saja kami melewati jalan ini, sampai juga kami di sasaran. Sebuah gubug kecil menjadi tempat parkir ke dua motor kami.

Segera kami menuju tambak sasaran. Semua gear disiapkan seperti pancing, senar, mata kail, dan pengapung. Satu per satu dirakit menjadi sepucuk senjata pembasmi hama bandeng. Kami tidak tahu, tambak ini punya siapa? tambak itu punya siapa? yang jelas kami segerombolan pembasmi ikan mujair segera memasang umpan dan memasukkannya pancing ke dalam tambak. Tidak lama kemudian pakdhe pailah menjadi orang pertama yang berhasil menangkap mujair. Memang orang yang satu ini mempunyai keahlian khusus dalam mendeteksi letak ikan. Hahaha kayak fishfinder aja ya. Satu jam pertama tak satupun ada ikan yang menyerobot mata kail pancingku, sementara pemburu lainnya sudah berhasil "nyambiti" beberapa kali. Hari semakin panas saja. Sayapun putus asa dan memutuskan untuk mencari tambak-tambak lainnya. Sampai akhirnya saya mendapatkan tambak yang bersahabat dengan saya. Beberapa kali saya berhasil strike sampai umpan saya habis. Menjelang sore saya kembali berkumpul dengan rombongan lainnya. Rupanya mereka sudah mengisi hampir 1/2 "kepis" sementara saya hanya mendapat beberapa ikan saja.
















Menurut pakdhe pailah, dia mempunyai tips dan trik khusus supaya mendapat banyak ikan. Diantaranya :
  1. Mengetahui tempat yang tepat untuk mancing (ditandai dengan banyakknya "gopakan" di tambak)
  2. Mengetahui waktu yang tepat (biasanya pada pukul 09.00-14.00 --> jam makan ikan) dan arah "opak-opak"
  3. Harus sabar dan sabar
  4. Memasang umpan harus benar
  5. Jarak pengapung dengan kail harus benar, tergantung kedalaman tambak
  6. Dan beberapa faktor rahasia yang tidak dibocorkan

== Mbah Jamprok ==

1 komentar:

joko mengatakan...

joss mantap Kang..

Posting Komentar

Silahkan isi komentar Anda!!!